Super Spontan 2013 Minggu 6

Definisi N anopartikelNanopartikeladalah partikel berukuran antara 1-1000 nanometer. Nanopartikel dalam bidangfarmasi mempunyai dua pengertian yaitu senyawa obat yang melalui suatu caratertentu dibuat berukuran nanometer yang disebut dengan nanokristal, sertasenyawa obat dienkapsulasi dalam suatu sistem pembawa tertentu berukurannanometer yang disebut dengan nanocarrier ( 18 ).2. Jenis NanopartikelPadadasarnya, nanopartikel dapat dibagi menjadi dua yaitu nanokristal dannanocarrier. Nanocarrier memiliki berbagai macam jenis seperti nanotube,liposom, nanopartikel lipid padat ( solid lipidnanoparticle /SLN), misel,dendrimer, nanopartikel polimerik dan lain- lain.Ketikaukuran partikel dikurangi hingga kurang dari 100 nanometer, sifat partikeltersebut akan berubah. Berkurangnya ukuran partikel akan meningkatkan kelarutanobat sehingga dapat meningkatkan bioavailabilitas obat dalam tubuh. Oleh karenaitu, pengembangan obat berukuran nano, dengan menggunakan teknik sepertimiling, homogeniser tekanan tinggi, spray-drying, dan nano-presipitasi, terusdilakukan untuk membuat senyawa obat nanokristal.

Selain itu penggunaannanokristal juga dapat mencegah penggunaan pelarut berbahaya dansurfaktan dalam pembuatanlarutan obat suntik.Nanokristal juga memungkinkan pengembangan formulasi sediaan melaluirute pemberian dimana ukuran partikel adalah faktor yang kritis seperti obattetes mata, sediaan topikal, cairan infus dan obat suntik.Berkurangnyaukuran partikel dapat mempengaruhi efisiensi distribusi obat dalam tubuh karenadengan berkurangnya ukuran partikel maka akan meningkatkan luas permukaanpartikel. Berkurangnya ukuran partikel juga meningkatkan disolusi dan kejenuhanlarutan yang berhubungan dengan peningkatan kinerja obat secara in vivo. Jadi, sifat-sifat nanokristal secara umum tidak sama dengan senyawaobat tersebut dalam ukuran partikel yang lebih besar.Nanotube adalah lembaran atom yangdiatur dalam bentuk tube atau struktur menyerupai benang dalam skala nanometer.Struktur ini memiliki rongga di tengah, dan memiliki struktur menyerupaisangkar yang berbahan dasar karbon. Sebuah inovasi padaformulasi sediaan oral untuk anak yaitu hidroklortiazid (HCT) (2 mg/ml) denganmemberikan peningkatan bioavailabilitas dengan sifat lepas lambat yang cocokuntuk penanganan hipertensi pada pasien anak. Dimana sedang dikembangkankombinasi kompleks obat-ciklodekstrin dan penggabungan dari kompleks tersebut ke dalam Solid Lipid Nanopertikel (SLN). Obat-obat kardiovaskular sangatdibutuhkan untuk pasien pediatric yang memiliki masalah ataugangguan pada sistem kardiovaskularnya. Digunakan pada kondisi klinik yang parah dankronik seperti gagal jantung, hi p ertensi, shock hypovolemik atau edema (3).

Salah satu obat kardiovaskular adalah diuretik. Diuretik adalah obat yang sering digunakan dalam penanganan hipertensi, baik sendiri maupun kombinasi dengan obat antihipertensi yanglain. Hidroklortiazid (HCT)merupakan golongan diuretik tiazid. Mekanismekerjanya dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan klorida, digunakan sebagai lini pertama dalam terapi hipertensi. Obat ini termasuk dalam Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelasIV (4), yang memiliki kelarutan rendah dan permeabilitas rendah, serta bioavailabilitas yang tergolongrendah yaitu sebesar 65% - 70% (5). Obat inidilaporkan memiliki masalah stabilitas dalamlarutan aquadest. HCT terhidrolisis menjadi formaldehiddan 4-amino-6-chloro-m-benzene disulfonamid dimana proses ini bersifat reversibel (6).

Devisi Farmasi di rumah sakit umumnya membuat Suspensi HCT t anpa formulasiyang tepat, ditujukan untuk bayi prematur, bayi baru lahir dan anak -anak. Konsentrasi HCT yang digunakan pada pasien pediatric adalah 2 mg/ml serta terdiri atas suspensi obat dalam sirup. Buffer pH 3 menggunakan 0.1 M HCl atau asam sitratuntuk memperbaiki stabilitas HCT dan ditambah dengan polimer sepertihydroxypropyl-met ilselulosa (HPMC) atau natrium carbox imetilselulosa sebagai agen flokulasi (7). Suspensi HCT dibuatdengan cara adalahdengan memotong tablet, menggerus nya kemudian serbuk disuspensi kan dalam pembawa oral (8). Salah satu masalah utama dalam pengobatan pasien pediatri c adalah kurangnya bentuk formulasi yang spesifik dan sesuai. Dosis obat untuk pasien pediatrilebih di dasarkan pada berat badan, sehingga sering menyebabkan preparasi yang kurang tepat.

Preparasiyang kurang tersebut yaitu p engenceran atau pembuatanbentuk sediaan cair dari tablet yangdigerus atau dipotong dan kapsul yang dibuka (1). Hal ini dapat menyebabkan masalah dosis yang kurang akurat, bioavailabilitas nyayang beragam dan kurangnya informasi mengenaistabilitas fisika, kimia dan mikroba dari penyiapan (2). Formula ber basis lipidmerupakan pendekatan lain yang sukses memperbaiki bioavailabilitas oral darikomponen yang kurang larut air. Diantara formula tersebut yaitu Solid Lipid Nanoparticles (SLN). SLN telahdikembangkan sebagai sistem pembawaalternatif ke sistem koloidal seperti emulsi, liposom, danpol imer nanoparticles. Hal ini memberikan keuntungan untukmenghindari beberapa kerugian seperti stabilitas rendah, efisiensi entrapmentrendah, potensi biotoksik (14). Pembawa koloid tersebut terdiri atas matrikslipid dengan komposisi bahan tambahan umum yang aman serta cocok untuk semua rute, termasuk rute oral (15).

Ke beradaan matriks solid menawarkan beberapakeuntungan seperti proteksi enkapsulasi obat dankemungkinan kontrol rilis dari obat sertamemperbaiki bioavailabilitas obat (16). Efektivitas dari keuntunganpenggabungan pada kompleksasi Cyclodextrins, meningkatkan kelarutan dari oba t.K ompleks ini dimuat dalam bentuknano lipid sistem dan berhasil memperbaiki bioavailabilitas obat (17). Dalamlingkungan air, kopolimer dengan sifat ampifilik akan membentuk misel polimerikberukuran mesoskopik (1-100 nm). Dengan struktur demikian obat yang bersifathidrofob (sukar larut dalam air) akan terdisposisi di bagian dalam inti miselsehingga struktur ini sangat cocok sebagai pembawa obat yang tidak larut air.Dengan obat didalam inti hidrofob miseldan lapisan luar yang hidrofil membantu dispersi misel dalam media air. Hal inimengakibatkan misel cocok untuk sediaan intravena. Ukurannya yang dalam rentangnanometer menyebabkan misel dapat menghindari sistem retikuloendotelial danmembantu menembus sel endotelial.

Misel memiliki kegunaan dalam stabilitastermodinamik di dalam larutan fisiologi yang mengakibatkan disolusi yang lambatsecara in vivo. Materialpolimer memiliki sifat-sifat yang menguntungkan meliputi kemampuan terdegradasidalam tubuh, modifikasi permukaan, dan fungsi yang dapat disesuaikan dengankeinginan.

Sistem polimerik dapat mengatur sifat farmakokinetik dari obat yangdimuatkan yang mengakibatkan obat berada pada keadaan stabil. Kelebihan-kelebihantersebut membuktikan bahwa nanopartikel polimerik merupakan sistem yang efektifdalam menjerat atau mengenkapsulasi obat-obat bioteknologi yang biasanyasensitif terhadap perubahan lingkungan. Nanopartikelpolimerik yang mengikat peptidadapat digunakansebagai penghantaran melalui oral yang diperpanjang dandapat meningkatkan penyerapan dan ketersediaan hayati. Tujuanpembuatan nanopartikel antara lain: meningkatkan stabilitas senyawa aktif terhadap degradasi lingkungan (oksidasi,hidrolisis, penguraian enzimatis), memperbaiki sistem penghantaran obat melaluisuatu rute tertentu, memperbaiki absorbsi senyawa seperti makromolekul,mempermudah penanganan bahan toksik dan mengurangi sensitisasi terhadap operator, mengatasimasalah ketidakcampuran zat aktif dalam sediaan, menutupi rasa dan bau yangkurang menyenangkan suatu zat aktif, mengurangi efek iritasi zat aktif terhadapsaluran cerna, memodifikasi pelepasan zat aktif, dan meningkatkan kelarutandalam air.

Pembuatannanopartikel dengan reaksi polimerisasi telah dikembangkan untuk polimerseperti poli(metilmetakrilat) (PMMA), poli(alkilsianoakrilat) (PACA), danpoli(metilidenmanolat) (PMM). Pada dasarnya, monomer yang tidak larut airdidispersikan dalam fase air kemudian polimerisasi diinduksi dan dikendalikandengan penambahan inisiator kimia atau dengan variasi dalam parameter fisikseperti pH, penggunaan radiasi sinar xdan surfaktan sebagai penstabil. Senyawa obat akan terjerat dalam dindingpolimer ketika ditambahkan ke dalam medium polimerisasi atau diadsorbsi padapermukaan partikel yang sudah terbentuk. Pembuatannanopartikel menggunakan polimer, berdasar pada pembentukan endapan.

Padaprinsipnya, larutan organik yang mengandung polimer diemulsikan dalam fase airdengan atau tanpa surfaktan. Kemudian pelarut organik dihilangkan denganberbagai macam cara seperti penguapan, difusi atau salting out dengan disertaipengadukan hingga terbentuk partikel. Beberapa metode telah dikembangkan dalampembuatan nanopartikel dengan menggunakan polimer PLA, PLG, PLGA danpoly(kaprolakton) dengan metode dispersi polimer, antara lain. Dalammetode ini, polimer dilarutkan dalam pelarut organik, misalnya diklorometan,kloroform atau etil asetat.

Zat aktif dilarutkan atau didispersikan dalam faseorganik tersebut, dan campuran ini kemudian diemulsikan dalam air untukmembentuk emulsi fase organik dalam fase air, misalnya emulsi denganmenggunakan surfaktan atau emulgator seperti gelatin, PVA, polisorbat-80,poloksamer-188, dan lain-lain. Setelah terbentuk emulsi yang stabil, pelarutorganik diuapkan baik dengan meningkatkan temperatur atau dengan pengadukanyang kontinu.

Metode emulsi ganda juga telah digunakan untuk membuatnanopartikel yang berisi obat yang larut air. Kedua metode tersebut menggunakanhomogenisasi dengan kecepatan tinggi atau sonikasi (Soppimath et al.,2001).

Prosedur tersebut hanya dapat digunakan dalam skala lab, karena untuk produksipilot skala besar diperlukan metode alternatif yang menggunakan emulsifikasidengan energirendah. Metodeemulsifikasi spontan/difusi pelarutadalah hasil modifikasi dari metode penguapan pelarut.

Dalam metode ini, faseminyak yang digunakan berupa pelarut yang dapat larut dengan air (aseton ataumetanol) yang ditambahkan dalam pelarut organik yang tidak larutair (diklorometan atau kloroform).Karena difusi yang terjadi secara spontan dari pelarut yang larut air,terbentuk turbulensi antar muka diantara dua fase sehingga membentuk partikelyang lebih kecil. Bersamaan dengan berdifusinya pelarut larut air, ukuranpartikel yang terbentuk semakin kecil (Soppimath et al., 2001). Metodeini adalah hasil modifikasi lanjutan dari penguapan pelarut.

Dibandingkandengan metode emulsifikasi spontan/difusi pelarut, fase minyak yang digunakandalam metode ini adalah campuran dari 2 pelarut organik yang bercampur airseperti etanol/aseton atau metanol/aseton, dan bukannya campuran pelarut yangdapat larut dengan air dengan pelarutorganik yang tidak larut air seperti aseton/diklorometan atau aseton/kloroform.Alternatif ini mencegah agregasi partikel bahkan dalam fase organik yangmengandung polimer dalam konsentrasi tinggi, yang mengakibatkan peningkatanhasil sehingga tepat digunakan untuk skala industri. Kelebihan lainnya adalahpenggunaan dari pelarut berbahaya seperti diklorometan dapat dihindari, prosespemurnian dapat disederhanakan dengan menggunakan teknik ultrafiltrasi.Prosedur yang digunakan terdiri dari 3 tahap, yaitu quasi emulsification (pelarutan polimer dalam alkohol/aseton danpembentukan emulsi dalam air), pemurnian (menggunakan ultrafiltrasi) dan proseskering-beku. Cairansuperkritis menjadi metode alternatif yang cukup menarik karena cairan inimerupakan pelarut yang ramah lingkungan dan dapat menghasilkan partikel yangmemiliki kemurnian tinggi dan tanpa adanya pelarut yang tersisa. Secara umumprosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut: bahan nanopartikel dilarutkandalam cairan superkritis dibawah tekanan yang sangat tinggi kemudian larutantersebut disemprotkan melalui nozzle. Ketika disemprotkan, tekanan cairansuperkritis menurun, hal ini menyebabkan kemampuan cairan superkritis untukmelarutkan berkurang drastis sehingga partikel- partikel kecil akan mengendapseketika.

Super Spontan 2013 Minggu 6 Plus

Kelebihan lain dari penggunaan cairan superkritis adalah prosespembentukan partikel yang sangat kecil sehingga ukuran partikel yang dihasilkansangat kecil (Gupta, 2006; Soppimath et al., 2000). SaluranGI dilapisi dengan epitel yang terbuat dari sel-sel, diantaranya adalah selabsorpsi (enterosit) dan sel goblet yang mensekresi mukus. Sel-sel inibergabung secara erat dan membentuk penghalang yang kuat dan dilapisi mukus.Folikel limfoid, bagian dari usus yang berhubungan dengan sisten limfoid (GALT)dan berperan dalam pengembangan respon imun mukosal, terletak di antara lapisanenterosit.

Folikel limfoid terdistribusi menyebar atau berkelompok di dalambagian yang disebut Peyer’s patches(PPs). PPs merupakan lapisan tunggal epitel terdiferensiasi yang terdiri darienterosit absorptif seperti epitel yang terasosiasi folikel (FAE). Jumlah PPsberbeda-beda pada tiap individu dan spesies serta tergantung pada umur. PPsberada sepanjang usus dan jumlah terbanyak terdapat pada ileum. Folikellimfoid-folikel limfoid terselubungi oleh FAE yang terdiri dari enterosit, selM yang didiferensiasi dari enterosit dan beberapa sel goblet. Bagian inimerupakan tempat awal antigen ditemukan. FAE dan sel M merupakan tempat untukpengambilan partikel.

Absobsi partikel khususnya, tetapi tidak hanya, terjadipada PPs pada tingkat sel M. Partikel dapat melintasi PPs atau melalui lapisanenterosit.

Absorbsi partikel terjadi sangat cepat dan merupakan mekanismetranselular dan beberapa dengan jalur paraselular. Sifatfisikokimia nanopartikel sangat mempengaruhi tingkat pengambilan pada usus.

Duafaktor utama yang mempengaruhi adalah ukuran partikel dan sifat polimer yangdigunakan untuk membuat nanopartikel. Sebelum diabsobsi, terjadi interaksiantara partikel dengan permukaan sel. Karena hal tersebut, sifat polimer yangdigunakan untuk membuat nanopartikel, khususnya kesetimbangan sifathidrofobik/hidrofilik polimer dan muatan permukaan, dan juga adanya senyawaobat yang terdapat pada permukaan nanopartikel akan mempengaruhi tingkatpengambilan. Dll fixer full version.

Setelah diinternalisasi, nanopartikel akan difagositosis olehmakrofag dan didistribusikan dalam seluruh bagian tubuh (Delie and Blanco,2005). Muatanpermukaan partikel mempengaruhi pengambilan partikel. Partikel yang hidrofobakan diabsorbsi lebih cepat daripada partikel yang permukaannya bersifathidrofil. Jumlah partikel yang berada dalam PPs melalui rute oral berkorelasidengan hidrofobisitas relatif polimer yang digunakan untuk membuat partikel.Meningkatkan hidrofobisitas partikel menambah permeabilitas melalui mukustetapi mengurangi translokasi melalui dan melintasi sel absorpsi.

Karena itu, kesetimbangansifat hidrofil-lipofil optimum merupakan sifat yang perlu dimiliki oleh polimerpembentuk matrik (Bhardwaj et al., 2006). Selain itu muatan yangterdapat pada permukaan dapat mengakibatkan agregasi partikel dalam penyimpanandan akan mempersulit partikel dalam melintasi membran plasma karena molekulatau partikel yang bermuatan tidak bisa melintasi membran plasma (Haskell,2006).

Hidroklorotiazidmerupakan obat antihipertensi yang memiliki rumus molekul C 7H 8ClN 3O 4S 2dengan berat molekul 297,7. Nama kimiahidroklorotiazid adalah 6-Chloro-3,4-dihydro-2H-1,2,4-benzothiadiazine-7-sulfonamide-1,1-dioxide.Pemerian hidroklorotiazisberupa serbuk k ristalinputih yang memiliki titik lebur 273º hingga 275º.Hidroklorotiazid tidak mudah larut didalam air, kloroform, dan eter, tetapi mudah larut di dalam dimetilformamid danlarutan alkali hidroksida (Moffat, 2011).Angka kelarutan hidroklorotiazid sebesar 0,7 mg/mL dengan pKa sebesar 7,0; 9,2 dan bersifat asam. Beta-siklodekstrin terdiri dari tujuh unit glukopiranosa yang dihubungkanoleh ikatan α-1,4-glikosida.Beta-siklodekstrin memiliki kelarutan dalam air yang rendah (1,85g/100ml).Siklodekstrin merupakan oligosakarida siklik terdiri dari molekul-molekulglukosa, mempunyai kemampuan membentuk kompleks inklusi dengan berbagai macammolekul. Bentuk molekul siklodekstrin tidak silindris melainkan berbentuk toroidaldengan bagian dalam senyawa bersifat hidrofob sedangkan bagian luar bersifathidrofil (19). Β -siklodekstrinC 4H 70O 35memiliki sinonimbeta-sikloaminosa;beta-dextrin Cavamax W7 Farma; sikloheptaamilosa; sikloheptaglukan yangmengandung 7 unit D-(+) glukapiranosa dan memiliki berat molekul 1135. Pemeriandari β -siklodekstrin ini berupabubuk kristal putih, praktis tidak berbau, dan memiliki rasa sedikit manis.

Super

Β -siklodekstrin memilikititik leleh 255-256°C; kandungan kelembaban 13,0-15,0% w/w; distribusi ukuranpartikel 7,0-45,0 mm; dan kelarutan yang larut dalam 200 bagian propilenglikol, 1 dalam 50 bagian air pada suhu 20°C, 1 dalam 20 bagian air pada 50 °C,praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95% dan metilen klorida. Proses pembentukankompleks inklusi terutama dipengaruhi oleh sifat hidrofob senyawa obat ( guest) yang berinteraksi dengan bagiandalam rongga siklodekstrin.

Selain itu interaksi juga dipengaruhi oleh bentukdan ukuran senyawa obat. Sifat fisiko kimia senyawa obat dapat berubah karenaterbentuk kompleks inklusi. Kompleks yang terbentuk dapat meningkatkankelarutan, laju disolusi, bioavabilitas, dan stabilitas obat.Kompleks inklusiyang terbentuk dalam larutan dapat dideteksi dengan meningkatnya kelarutansenyawa dan selanjutnya dapat ditentukan tetapan stabilitas kompleksnya.Kompleks inklusi dalam keadaan padat dapat dikarakterisasi denganspektrofotometer infra-merah, metode analisis panas, difraktometer sinar X, dandengan kromatografi lapisan tipis (20). Surfaktan sering digunakan sebagaiemulsifier dalam formulasi sediaan topikal. Surfaktan ditambahkan dengantujuan untuk melarutkan zat lipofil dalam formula.

Super Spontan 2013 Minggu 64

Secara umum, surfaktankationik lebih efektif daripada surfaktan anionik maupun nonionik. Tetapi, efekpeningkatan penetrasi surfaktan yang bermuatan (kationik dan anionik) seringdisertai efek iritasi.

Surfaktan yang biasadigunakan adalah Tween 80.Tween 80adalah ester asam lemak polioksietilen sorbitan, dengan nama kimiapolioksietilen 20 sorbitan monooleat. Rumus molekulnya adalah C 64H 124O 26dan rumus strukturnya adalah sebagai berikut. Pada suhu 25ºC, Tween 80 berwujud cair, berwarna kekuningan danberminyak, memiliki aroma yang khas, dan berasa pahit. Larut dalam air danetanol, tidak larut dalam minyak mineral. Kegunaan Tween 80 antara lainsebagai: zat pembasah, emulgator, dan peningkat kelarutan (Rowe, 2009).

SelainTween 80, surfaktan yang biasa digunak a n dalam sediaan yaitu p oloxamer 188 (Pluronic ®F-68) adalah non-ionik surfactant dengan beratmolekul rata-rata 8400 Da danterdiri dari EO (polioksietilena) dan PO(polyoxypropyl-ene) unit diatur dalam struktur triblock dasar. S urfaktannon-beracun disetujui olehFDA untuk oral dan aplikasi parenteral dalamkonsentrasi 0,01-10% (20). Tween 80 dapat menurunkan teganganantarmuka antara obat dan mediumsekaligus membentuk misel sehingga molekul obatakan terbawa oleh misel larut ke dalam medium. Penggunaan surfaktan pada kadaryang lebih tinggi akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel. Selainitu pada pemakaiannya dengan kadar tinggi sampai Critical Micelle Concentration (CMC) surfaktan diasumsikanmampu berinteraksi kompleks dengan obat tertentu selanjutnya dapat pulamempengaruhi permeabilitas membran tempat absorbsi obat karena surfaktan dan membranemengandung komponen penyusun yang sama. Bahanpadatan dari komponen murni tersebut serta sistemHCT-Cd solid biner telah dikarakterisasi dengan Differential Scanning Calorimetry (DSC) dan X-ray powder diffractometry (XRPD).

Analisis DSC ditunjukkan dengan sebuah alat Mettler TA4000 (Star eSoftware)(Mettler Toledo, Switzerland) dilengkapi denganDSC 25 cell. Sampel 5-10 mgditimbang secara akurat (Mettler M3 microbalance) dan di scanning pada Al pans dengankada r udara statis dengan laju scan di suhu 10 0C per menit pada tempertaur berkisar30-300 0C. Instrumen telah dikalibrasi pada temperatur dan aliranpanas menggunakan Indium sebagai standar(99.98% purity; T fus 156.61°C; ΔH fus 28.71 J g −1).XRP diffractograms dengan sebuah Bruker D8 Advance diffractometer (θ/θ geometry ) menggunakan radiasi dan grafik monokromator. Sampel tersebut dianalisis pada temperatur diatas 5-40 0 2 θ dengan kecepatan scan berkisar 0.05° s −1 ( Voltage40 kV, current 40 mA).

Sebelum melanjutkan ke preparasi SLN, solubilitas HCTpada solid lipid seperti Compritol ®888ATO, Precirol ®ATO5, Gelucire ®44/14 dan asam stearat telah dievaluasi untuk memilih salah satu yang paling cocok.Eksperimen telah dilakukan dengan menambahkan 5 g dari setiap solid lipid yang di uji (sama jumlahnya dengan yang digun a kan pada formula akhir), 100 atau 200 mg dari obat (berdasarkan j u rnal sebelumnya konsentrasiobat pada formula akhir (0.2% w/v), dan kemudian memanaskan campuran pada suhu 65 0C untuk melelehkan lipid. Kelarutandari HCT dalam lipid yang telah meleleh dinilai visualnya, bukti yang diperoleh dari larutan lipid atau hadirnya beberapa residukristal HCT, berdasarkan metode yang telah dipakai oleh Kasongo et al. (2011) dengan sedikit modifikasi. Singkatnya,fase lipid yang terdiri atas solid lipid (Precirol ®ATO5, 5 g) dilelehkan pada suhu 65 0C (10 0C diatas titik didih campuran lipid ).

Fase air berisi surfaktan hidrofilik (Pluronic ®F68 atau Tween ®80, 1.5% w/w) dipanaskan pada temperatur yang sama darifase lipid dan didispersi ke dalam fase lipid panas dengan menggunakan homogenizer T25 digital ULTRA-TURRAX ® (IKA ®Werke,Staufen, Germany) selama 2 m enit pada 10.000 rpm. Preemulsi yang diperoleh kemudian disonikasi selam a 3 menit dengan sonikator Sonopuls HD 2200 (Bandelin Electronics, Berlin, Germany). Akhirnya, dispersi pada suhu 4 0C menjadi matriks lipid padat danmenghasilkan SLN. SLN yang memuat HCT (HCT loadedSLN) disiapkan dengan menggabungkan obat (200 mg) dalam fase lipid, sedangkanSLN yang memuat HCT:Cd (HCT:Cd-loaded SLN) dibuatdengan menambah HCT:Cd ke larutan surfaktan fase air. Konsentrasi obat padaakhir dispersi adalah 0.2% w/v.

Studi in vitro rilis obat dari SLN dilakukan berdasarkan metode dialysis bag (Cirri et al., 2012; Maestrelli etal., 2004). Cellulose acetate dialysis bags(Sigma-Aldrich, St. Louis, MO,USA, 12,500 cut-off), setelah direndam semalaman pada bufferfosfat pH 4,5, telah diisi dengan 1 mL dispersi SLN dan mencelupkan dibawahgetaran pada 50 rpm selama 2 jam dalam 100mL dari buffer fosfat pH 4,5 padasuhu 37 0C kemudian selama 4 jam dalam 100 ml b u ffer fosfat pH 6,8 pada suhu 37 0C. Sampeldiambil pada interval yang ditentukan(30’, 60’, 120’, 150’, 180’, 240’, 300’ dan 360’) dari larutan penerima, diganti dengan volume yang sama daripelarut segar, dan diukur dengan spektrometri untuk konsentrasi obat pada 272,2nm. Koreksi untuk pengenceran kumulatif dihitung.

Studi rilis obat tersebutdibuat triplet. Kehadiran lipid dan komponenyang tidak mengganggu pada uji dengan UVspectrophotometric dari obat (datatidak diperlihatkan). Untuksemua eksperimen sebelumnya,digunakan tikusjantan Sprague-Dawley (Harlan, Varese, Italy) dengan berat berkisar 200-250 g.

Hewan di kandang dalam CeSAL (Centro Stabulazione Animali da Laboratorio,University of Florence, Italy) dan digunakan paling tidak 1 minggu setelah kedatangan tikusnya. 4 tikus per kandang (ukuran 26 x 41 cm). H ewan diberi makan sesuai dietstandar lab dan diberi minum secukupnya,dan dipelihara pada suhu 23 ± 1°C dengan 12 jam dalam siklus gelap terang. Semua hewan yang digunakan berdasarkan atas T heEuropean Union council (22 September 2010) tentang perlindungan hewan untuk tujuan ilmu pengetahuan. Sebelum melanjutkan ke penyiapan SLN memuat obat, solubilitas dari HCTdalam solid lipid yang berbeda telah di evaluasi, untuk memilih sistem pembawayang cocok. Dalam faktanya, Cukup tingginya kelarutan dari obat dalam lipidyang meleleh adalah sangat penting untuk kapasitas muat yang memuaskan,didefinisikan sebagai persen dar enkapsulasi obat dihubungkan dengan fase lipid(22). Compritol®888ATO, Precirol®ATO5, Gelucire®44/14 dan asamstearat telah uji sebagai lipid solid.

Solubilitas dari HCT dalam lipid melelehtelah dinilai secara visual. Jumlah awal HCT (100 mg) ditambahkan ke dalam 5 glipid meleleh (65 0C).HCT yang gagal mengkristal dilelehkan ke dalam Compritol®888ATO and stearic acid whereasPrecirol®ATO5 and Gelucire®44/14 yang meleleh memungkinkan terdisolusilengkap. Jumalh obat yang ditambahkan selanjutnya ke lipid kemudianditingkatkan menjadi 200 mg, dan dijadikan dosis obat untuk formula akhir (0.2%w/v).Hanya Precirol®ATO5 yang mampu terdisolusi lengkap pada jumlah obat 200mg dankemudian dipilih sebagai fase lipid solid untuk pengembangan formula SLN padalevel 5%w/w. Differential ScanningCalorimetry (DSC) digunakan pada komponen SLN yang murni dan kombinasiberbeda pada rasio yang sama digunakan pada formula akhir untuk menginvestigasikemungkinan masalah interaksi dan inkompatibilitas antara Solid state sendiriatau dengan obat. Sebagai contoh, pada kurva termal Precirol®ATO5 danPluronic®F68 dan kombinasi keduanya pada ada atau tidaknya HCT (gambar 15) Precirol®ATO5dan Pluronic®F68 menunjukkan efek endotermik yang meningkat pada 58.7 dan 52.7°Cyang menyebabkan fusi mereka indikasi dari kristal alami keduanya. Adanya HCTdalam campuran dengan gabungan salah satunya hanya menyebabkan sangat sedikit perluasan efek endotermik.Fusi puncak antara lipid dan surfaktan, meskipun demikian parsial ovelappingmasih dilihat pada kurva termal campurannya, baik ada atau tidak ada HCT,memperlihatkan batasan beberapa interaksi penting antara lipid solid danmereka.

Tidak munculnya puncak dari HCT yang meleleh pada kurva DSC dari campuran dengan baik Precirol®ATO5 maupun Pluronic®F68 dapat menjadi alasan dispersimolekuler obat dalam komponen meleleh. Temuan ini mengkonfirmasi afinitastinggi obat terhadap lipid dan surfaktan dan harus diprediksi kecenderunganyang rendah dari obat ke fenomena eksfulsi obat dari SLN. Komposisi dari formula SLN yangberbeda telah dilaporkan pada Tabel 1, sementara parameterkarakteristiknya dikumpulkan pada tabel 2. Ukuranrata-rata partikel SLN yang kosong berbasis Tween®80 (SLN1 empty) diperkirakansekitar 650 nm, sedangkan yang berbasis Pluronic®F68 (SLN2empty) menunjukkanukuran rata-rata lebih kecil sekitar 380 nm.

Mirip dengan yang diamati penulislain tentang SLNs distabilkan Pluronic®F68 dan dengan Tween®80. Dalam beberapafakta, Bhupinder dan Newton (2016) menggarisbawahi besarnya area permukaan SLNsberisi Pluronic®F68 diatara semua formulasi, menyebabkan penurunan ukuranpartikel dan lebih tinggi ukuran rata-rata dan rendahnya area permukaan untukformula yang dibuat dengan Tween®80. Hasil tersebut sesuai juga dengan penemuanyang diamati oleh Padhye and Nagarsenker (2013) bahwa dicatat ukuran partikelyang lebih kecil untuk formulasi yang distabilkan dengan Pluronic®F68dibandingkan dengan formula yang dibuat dengan Tween®80.Perbedaan dari 2surfaktan dapat dijelaskan denganperbedaan penggabungan surfaktan denganpermukaan luar partikel (24). Formula lipid yang dimaksudkan untuk penggunaan oral harus dtabil padalingkungan GI dan dipertahankanintegritasnya semala transil di gastrik, untuk menjamin suatu kontrol danmemproduksi profil rilis yang melaluinya. Bagaimanapun lingkungan asam mungkinmengurangi kestabilan pembawa lipid, menyebabkan fenomena agregasi yang dapatmemberikan kenaikan bentuk dari partikel pada range mikrometrik dan sehinggaberengaruh negatif pada rilis obat (27). Stabilitas dari dispersi SLN padamedia asam telah diinvestigasi dengan inkubasi pada kondisi gastrik simulasiselama 2 jam (pH 4,5) dengan suhu 37 oC, kemudian menentukan variasirata-rata dimensi dibandingkan sebelum inkubasi.

Nilai pH 4,5 dipilih atasnilai rata-rata untuk populasi bayi, dipertimbangkan bahwa pH gastrik bayi kurang asam dibandingkan dewasa, range4-5, setelah 2 jam makan(28). Data telah dikumpulkan pada tabel 3. Sebaliknya, semua SLN berbasis Pluronic®F68 memperlihatkan peningkatanpada ukuran rata-rata ketika diikubasi pada medium gastrik, masihmempertahankan nilai PDI yang rendah. Temuan ini mengindikasikan beberapafenomena agregasi, diinduksi oleh lingkungan gastrik(30). Tetapi tanpamenyebabkan efek destabilisasi yang kuat dari dispersi nanopartikel, yangmenyisakan suatu range nanometrik. Surfaktan nonionik seperti Tween® atau Pluronic® adalah biasa ditambah pada formulaSLN karena efek menstabilkan danmenghindrari agregasi kedalam range mikrometrik yang menyebabkan kemampuanmereka membentuk lapisan salut pada permukaan partikel.

Kebanyakan ketebalandari lapisan absorpsi lebih memiliki efek menstabilkan. Perbedaan dari keduasurfaktan dapat dijelaskan dari perbedaan pola absorbsi Tween®80 dibandingkan Pluronic®(29,30). Aktivitas diuresisnya dilihatsebagai mL/100 g BB, memperlihatkan kemiripan hasil (gambar 17 B). Dalam fakta,data selanjutnya membuktikan efikasi terbaik dari formula SLN dengan suspensiobat sederhana pada semua waktu dipertimbangkan (1.9±0.2 mL, 3.0±0.3 mL, 3.3±0.3 mL, 4.1±0.3 mL, 5.9±0.4 mL vs1.2±0.1 mL, 1.8±0.1 mL, 2.3±0.2mL, 2.9±0.2 mL, 4.1±0.1 mL,berturut-turut). Terakhir, indeks diuresi juga dievaluasi (gambar 17C).Parameter ini dihitung sebagai rasio antara diuresis tikus yang ditreat denganuji komponennya dan diuresis dari kelompok kontrol. SLNs berbasis Pluronic®F68 menunjukkan indeks diuretik terbesar padasemua waktu dibandingkan dengan kelompok yang dtreat lainnya. Dengan nilaimaksimal dicapai pada 1 jam setelah pemberian.

Posted on